Thursday, July 03, 2008

Methodist Church in Tanggerang is asked to cancel their Sunday service

In the times where I've felt so much comfort, here comes problem that really disturbs my mind.
Got this email from local Methodist mailing list.


Hari minggu 22 Juni 2008, bertepatan dengan pertukaran mimbar Hamba Tuhan GMI Distrik-3/II, sekelompok massa yang meng-atasnamakan masyarakat Gelam Jaya, datang konvoi meminta kami membubarkan ibadah minggu yang sedang berlangsung. Kronologis kejadian sebagai berikut:

Sekitar pkl 07.30 pagi massa mendemo Gereja Katolik yang baru buka, yang terletak di komplek yang sama. Pihak Kepolisian datang memberitahukan hal ini, meminta supaya kami bijaksana dan berhati-hati. Pak polisi berkata “ kami tidak minta supaya ibadahnya dibubarkan, tapi menyerahkan pengamanan sepenuhnya kepada pihak gereja, mohon dupaya ditanggapi dengan bijaksana” Jam 08.00 WIB sebagaimana biasanya kami memulai ibadah. Kebetulan kami sedang melakukan minggu PRMI yang pertama sesudah 12 tahun GMI SolaGracia berdiri, dan semua petugas ibadah PRMI. Pengkhotbah adalah ibu Pdt. Lismawati, dan saya sendiri berada di lantai 2 mengajar anak sekolah minggu. Jam 08.30 WIB massa datang, lebih kurang 20 sepeda motor, dan berteriak “ ini juga gereja …..bakar …. Bubarkan……. “ mereka membawa batu besar di tangan mereka. 3 orang perwakilan minta bertemu dengan pimpinan gereja, (Pdt. Sabam tugas pelayanan di GMI Maranatha Tebet) lalu majelis meminta saya dengan didampingi Lay Leader Jemaat (Bpk. B. Lumbantoruan) bernegosiasi dengan ketiga perwakilan tersebuut. Dalam negosiasi tersebut mereka tetap menuntut supaya ibadah dibubarkan, karena keberadaan gereja ini juga tidak ada ijinnya (katanya). Mereka mengancam bahwa massa akan mengamuk dan melempar, dan lain sebagainya …. Setengah dari jemaat kami keluar karena ketakutan (walau bukan ini yang saya harapkan – tadinya saya berharap jemaat semakin teguh bertekun dalam doa – di dalam gereja). Akhirnya kami minta diberi waktu untuk beribadah hingga jam 09.00 WIB, sehingga boleh dikatakan ibadah kami hanya 1 jam saja. Pengakuan dari perwakilan massa dan pengakuan dari pak Polisi, bahwa kami hanya imbas dari persoalan Gereja Katolik, karena pengurus Katolik mendesak massa dan berkata “ kalau kami dilarang, mengapa yang lain boleh”, sehingga GMI Sola Gracia, GBI El Rapha, dan Kasih Abadi Ministry ( 3 gereja) yang jam ibadahnya sama dengan Katolik, jadi sasaran massa, sedangkan HKI, dan GKPS, yang masuk jam 10.00 pagi tidak diganggu lagi walaupun mereka sama dengan kita beribadah di ruko. Kami melakukan ibadah ke II jam 6 sore seperti biasa, tanpa ada gangguan apa pun. Kami tidak mempunyai bukti photo, atau rekaman Video tentang insiden ini, karena jemaat kami terlalu “takut” untuk melakukannya, dan tiba-tiba semua mengaku tidak punya HP yang ada kamera atau Video (biasanya sih ada, lucu ya…)

Sebagai istri gembala sidang, saya harus mengatakan bahwa jemaat kami Di GMI Sola Gracia saat ini, sudah mulai ciut, dan ketakutan, karena ini adalah pengalaman mereka yang kedua kalinya. Saya pribadi tidak “takut” sedikitpun, namun saya sedikit”tawar hati” karena ternyata jemaat yang kami gembalakan, nyalinya tidak sebesar omongan alias belum siap mati untuk Kristus (he…he…he…). Karena itu mohon dukungan doa para bapak/ibu, jemaat sekalian.

Kami kini mempunyai dua tugas yang maha berat, yang pertama masalah internal yaitu menyembuhkan trauma dan mengembalikan iman jemaat, dan masalah eksternal yaitu status hokum dan sosial kemasyarakatan rumah tempat ibadah kami ini. Untuk masalah eksternal ini, mungkin Tim Hukum GMI Distrik 3/II sudah harus mulai “menggeliat” dan kita harus bersinergi menyelesaikan masalah ini. Kemarin Sola Gracia yang mengalami, mungkin esok lusa GMI yang lain, kenapa kita harus menunggu? Ada baiknya pro-aktif dari pada reaktif… Mohon tanggapan dari Tim Hukun … What should we do?

Terpujilah Allah yang sudah melepaskan kami dari jaring maut. Mohon terus mendoakan kami. Minggu depan gembala sidang dan lay leader ada di konta-Palembang, kalau sampai ada kejadian yang sama, siapakah perpanjangan tangan Tuhan untuk membantu kami ?

In His Grace

Someone did a short translation here or here.

1 comment:

Helvry Sinaga said...

salam kenal bung..tetap semangat dalam pelayanannya